These days a few of my close friends keep sharing their love
problems with me, dah agak lama sebenarnya the self proclaimed “Doktor Chenta”
in me tak beraksi. Kah. Bukan power pun, dari dulu pandai merapu saja
padahal diri sendiri ke laut. Tapi itulah, mungkin kadang-kadang orang cuma
perlukan telinga untuk mendengar, untuk dikongsi beban perasaan. Itu dah cukup melegakan
walau kita tak mampu nak fikirkan solusi.
Loving someone is like giving them ability to hurt us,
hoping that they won’t, is it? Macam bagi pisau kat orang, at the same time
harap tak ditikam. Tapi walau macam mana berhati-hati pun, you will still end
up getting wounds or scratches. Memang tak boleh elak dari disakiti atau
menyakiti at least once in a lifetime.
Cuma bezanya mungkin antara worth it atau tidak.
However I would like to mention,
Respect others and don’t forget to respect ourselves too.
Dalam sesetengah perkara, letak kebahagiaan diri sebelum orang lain. It’s not
about being selfish, tapi menjaga diri. We deserve someone who value us as a
person, who’s always sure about us. Kalau kita banyak berkorban perasaan
knowing that orang sebelah sana takkan menghargai, atau kalau benda yang patut diperjuangkan bersama tapi at the end cuma tinggal kita, then it’s not worth fighting for. Know when is
the right time to walk away, to stop trying and save ourselves from severe
heartbreak.
Cinta bukan melemahkan, tapi menguatkan. Dan tak menjadikan
kita terhina.
Falling in love is not always fireworks and sparkles, bukan
juga a bed of roses, kalau with thorns tu mungkin. Memang ada masa kita terluka. Tapi kalau MOST of the time
you get hurt, then maybe you should reconsider. Kadangkala kita mendahulukan hati berbanding
akal, like people say lah IQ orang bercinta selalu jadi rendah harhar.
Biasalah, sayang.
But still, know our limit. Know our worth.
Moga Allah jaga hati kita dari kekecewaan yang sia-sia.
Dan moga setiap serpihan hati yang berderai itu tercantum semula.